SITUS Candi Cangkuang berada di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Jaraknya sekitar 18 kilometer dari pusat kota Garut. Candi Cangkuang adalah artefak peninggalan dari dua agama, Hindu dan Islam.
Peninggalan agama Hindu di sana adalah patung Dewa Siwa yang diperkirakan berasal dari abad VIII. Sementara peninggalan Islam berasal dari abad XVII dan merupakan makam dari Eyang Embah Dalem Arief Muhammad. Ia adalah penyebar agama Islam pertama di wilayah tersebut.
Artefak-artefak di situs Candi Cangkuangditemukan oleh arkeolog Uka Tjandrasasmita. Ia berpedoman pada buku kuno yang menyebutkan adanya peninggalan sejarah di situs Cangkuang. Peninggalan itu adalah patung Dewa Siwa dan makam Eyang Arief Muhammad yang ditemukan 9 Desember 1966.
"Waktu itu Bapak Uka dan tim datang ke sini melakukan penggalian dan pencarian batu. Penelitian mengenai fondasi candi yang ditemukan di sebelah makan Eyang berukuran 4,5 x 4,5 meter persegi dan tingginya 8,5 meter," jelas Umar seperti dikutip Kantor Berita Antara. Ia adalah pemandu sekaligus warga yang tinggal di sekitar candi.Batu candi asli yang ditemukan sekitar 40 persen. Sisa batu tersebut sudah dipakai oleh masyarakat sekitar untuk nisan karena masyarakat juga tidak mengetahui adanya candi dan patung Dewa Siwa tergeletak di sebelahnya.
Bentuk relief Hindu Candi Cangkuang yang ada sekarang hanya perkiraan saja mengingat sisa-sisa batu di bagian atas candi tidak ditemukan. Patung Dewa Siwa masih ada dan sekarang dimasukkan ke dalam candi untuk menutup lubang sedalam 7 meter yang diperkirakan sebagai sumur penyimpanan abu jenazah.
Umar mengatakan penelitian Candi Cangkuang memang belum tuntas. Misalnya, mengenai peninggalan raja siapa? Karena memang tidak diketemukan prasasti yang mencatat mengenai sejarah candi tersebut.